------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Advertorial

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

search

Kamis, Mei 01, 2014

Hati-hati ISPA Akibat Abu Vulkanik Gunung Sinabung

Oleh : Adela Eka Putra Marza 

Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara terus mengalami erupsi sejak beberapa bulan terakhir. Menjelang akhir tahun lalu, salah satu gunung berapi aktif ini meletus dan mengalami 17 kali erupsi. Akibatnya, abu vulkanik dari letusan tersebut cukup banyak menyebar ke sejumlah wilayah, termasuk Kota Medan, Binjai, Kabupaten Langkat, hingga ke sebagian daerah Aceh Selatan.

Ketika itu, asap hitam tebal membumbung tinggi keluar dari puncak kawah Gunung Sinabung, serta melontarkan material dan abu hingga setinggi 8.000 meter. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sendiri kemudian menaikkan status gunung tersebut menjadi awas pada level 4, setelah aktivitas vulkanisnya terus meningkat. Tremor di gunung tersebut pun masih terus terjadi dengan intensitas letusan yang masih meningkat.

Letusan Gunung Sinabung tersebut mengakibatkan sekitar 11 ribu jiwa penduduk di sekitarnya terpaksa harus mengungsi di puluhan posko penampungan. Mereka juga terancam oleh berbagai penyakit akibat abu vulkanik dari gunung tersebut, terutama penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Penyakit ini juga bisa mengancam warga Kota Medan, yang juga terkena imbas abu vulkanik dari letusan gunung pada beberapa hari yang lalu.

Penyebab ISPA
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang terjadi pada bagian bagian saluran pernapasan, mulai dari hidung, telinga tengah, tenggorokan (faring), kotak suara (laring), bronchi, bronkhioli, dan paru. Pada kondisi ringan, biasanya penderita ISPA hanya mengalami batuk pilek. Tapi, pada kondisi yang parah, penderitanya bisa mengalami gejala lain seperti sulit bernapas atau peningkatan frekuensi napas.

Ada beberapa penyakit ISPA yang kita kenal, seperti batuk pilek, sakit telinga (otitis media), radang tenggorokan (faringitis), bronchitis, bronkhiolitis, dan pneumonia, yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Termasuk abu vulkanik akibat dari letusan gunung berapi, juga bisa menyebabkan terjadinya penyakit ini. Gejala yang terjadi pada penderitanya adalah badan pegal pegal (myalgia), beringus (rhinorrhea), batuk, hingga sakit kepala.

Seperti pernah diberitakan Majalah Tempo saat meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta pada 2010 lalu, kandungan material abu vulkanik memang sangat berbahaya bagi kesehatan, karena mengandung S102 atau pasir kuarsa yang biasa digunakan untuk membuat gelas. Pasir kuarsa ini jika dilihat dengan mikroskop, tampak berujung runcing, yang tentunya sangat berbahaya karena bisa melukai saluran pernapasan, mata, dan bahkan kulit.

Dijelaskan pula oleh dokter spesialis penyakit tropik dan infeksi, Dr dr Umar Zein DTMH&H, SpPD, K-PTI, seperti yang pernah diberitakan Harian Analisa, kandungan abu vulkanik tersebut bervariatif, ada batu-batuan, serta pasir yang halus dan kasar, yang semuanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Semua kandungannya itu akan mengakibatkan polusi udara, dan terutamanya berbahaya bagi penderita asma.

Jika dibiarkan lebih lama tanpa antisipasi, abu vulkanik tersebut dapat menimbulkan penyakit paru-paru, terutama pada anak-anak yang masih sensitif dan daya tahannya lebih rendah dibandingkan orang dewasa. Efeknya pada paru-paru akan menyebabkan iritasi saluran pernapasan atas hingga bawah, karena bersifat asam. Selain itu, abu vulkanik tersebut dalan kondisi yang lebih parah juga bisa mengakibatkan kanker kulit.

Gunakan Masker
Meskipun berjarak sekitar 80 kilometer dari Gunung Sinabung, ternyata Kota Medan tetap merasakan dampak dari letusan gunung tersebut. Buktinya, intensitas abu vulkanik yang cukup tinggi beberapa hari lalu, membuat banyak atap rumah warga di sekitar Kecamatan Medan Tuntungan, Medan Sunggal, Medan Baru, Medan Amplas, dan beberapa kecamatan lainnya di Kota Medan tampak memutih akibat tertutup abu vulkanik tersebut.

Bahkan, pada Minggu, 24 November 2013 malam, hujan yang turun juga ikut bercampur dengan abu vulkanik yang cukup tebal. Pada hari Seninnya, sebaran abu vulkanik ini sempat membuat beberapa jadwal penerbangan di Bandara Kualanamu tertunda, dan juga ada yang diundur hingga keesokan harinya. Ini membuktikan bahwa abu vulkanik yang diterbangkan angin ke sebagian wilayah Kota Medan itu sangat tebal dan banyak.

Melihat kondisi ini, masyarakat Kota Medan harus berhati-hati saat beraktifitas di luar rumah, untuk menghindari bahaya abu vulkanik tersebut terhadap kesehatan. Untuk mengantisipasi bahaya abu vulkanik tersebut, masyarakat harus menggunakan masker saat berada di luar ruangan, untuk menutup mulut dan hidung agar tidak menghirup abu vulkanik yang sangat berbahaya tersebut, sehingga terhindar dari berbagai penyakit yang bisa timbul.

Selain itu, gunakan pula pakaian pelindung dan kaca mata saat di luar rumah, untuk menghindari damppak abu vulkanik yang bisa menyebabkan iritasi mata dan kulit. Bahkan, kalau bisa, usahakan untuk tidak terlalu banyak beraktifitas di luar rumah, jika memang tidak penting. Dengan memilih cara yang satu ini, maka akan semakin meminimalisir kemungkinan kita untuk terkena paparan langsung dari abu vulkanik Gunung Sinabung.

Sementara itu, anak-anak dan bayi juga perlu diperhatikan, agar sebaiknya dijauhkan pula dari paparan abu vulkanik, karena mereka jauh lebih rentan terkena efeknya yang sangat berbahaya terhadap kesehatan jika dibandingkan dengan orang dewasa. Dalam kondisi saat ini, ada baiknya orang tua tidak membiarkan anak-anak bermain di luar rumah, serta menerapkan pola hidup bersih dengan membiasakan cuci tangan menggunakan sabun.

Peran Pemerintah
Dalam menghadapi kondisi rawan akibat letusan Gunung Sinabung, pemerintah pastinya diharapkan tidak hanya fokus memberikan perhatian bagi para pengungsi di sekitar gunung tersebut. Para pengungsi yang jumlahnya semakin banyak tersebut memang sangat membutuhkan bantuan saat ini. Bahkan mereka juga berpotensi besar terkena berbagai macam penyakit, selain juga dampak trauma psikologis akibat bencana letusan gunung ini.

Tetapi, pemerintah juga jangan lupa untuk mengingatkan masyarakat di daerah-daerah lainnya di Sumut yang punya kemungkinan besar terkena dampak letusan gunung tersebut, seperti Kota Medan dan beberapa daerah lainnya yang sempat ditutupi abu vulkanik beberapa waktu lalu. Pemerintah Provinsi Sumut dan Pemerintah Kota Medan seharusnya bisa mengontrol masyarakat mengenai dampak negatif abu vulkanik tersebut terhadap kesehatan.

Selain itu, bantuan masker juga harus dipersiapkan sebanyak mungkin. Apalagi, pada saat abu vulkanik tersebut sampai ke depan beberapa hari yang lalu, harga masker yang dijual di pasaran sampai meningkat drastis. Untuk menghindari terbatasnya kesanggupan masyarakat dalam mendapatkan masker tersebut, pemerintah tentunya harus menyiapkannya secara gratis di setiap puskesmas dan pusat-pusat keramaian lainnya di Kota Medan.

* Dimuat di Rubrik Kesehatan, Harian Analisa (Senin, 20 Januari 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar