------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Advertorial

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

search

Senin, Juli 01, 2013

Cuaca Panas, Waspada Dehidrasi

Oleh : Adela Eka Putra Marza

Peningkatan suhu bumi secara drastis kembali terjadi di Medan dalam beberapa hari belakangan. Sinar matahari terasa lebih menyengat daripada biasanya, dan cuaca sangat panas membuat kita menjadi gerah. Bahkan, cuaca panas ini tidak hanya terjadi pada siang hari, tetapi juga terasa pada malam hari.


Peningkatan suhu udara ini diikuti pula dengan angin kencang yang menyebabkan lingkungan semakin kering. Menurut catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Polonia Medan, seperti diberitakan Harian Analisa (20 Juni 2013), suhu udara di Sumatera Utara (Sumut) telah mencapai 36 derajat celcius dalam beberapa hari terakhir. Dara data tersebut diketahui suhu udara pada siang hari mencapai 36 derajat celcius, sedangkan pada malam hari mencapai 30 derajat celcius.

Tidak hanya itu, cuaca panas tersebut juga disertai dengan angin kencang dengan kecepatan yang mencapai 22 knot (41 km/jam) dan terasa kering dengan kelembaban udara rendah hingga 37 persen. Kondisi udara yang seperti ini mengakibatkan sulitnya pembentukan awan dan minimnya hujan. Sehingga kondisi ini semakin memperparah cuaca panas yang terasa.

Masih menurut data dari BMKG Stasiun Polonia Medan tersebut, sebagian wilayah Sumut bagian pesisir timur, termasuk Medan, secara umum memasuki musim kemarau pada bulan Juni ini. “Angin fohn” atau dikenal juga dengan “angin bahorok” yang bertiup dari barat ke timur cenderung bersifat kering. Kondisi cuaca seperti ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga seminggu ke depan.

Penyebab Dehidrasi
Kondisi cuaca yang sangat panas dapat berdampak juga terhadap kesehatan kita. Suhu udara yang panas ini dapat memicu berbagai penyakit. Yang paling rentan terkena adalah bayi, balita, ibu hamil, orang tua dan orang yang memiliki penyakit kronis. Meski begitu, tidak tertutup kemungkinan juga bagi orang yang sehat, karena siapa saja bisa terkena penyakit akibat cuaca panas ini.

Sejumlah penyakit yang dapat timbul akibat cuaca panas adalah infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan penyakit kulit. Selain itu, bagi yang mengalami penyakit kronis, penyakitnya dapat kambuh. Hal ini terjadi karena cuaca panas dapat menurunkan daya tahan tubuh akibat cairan yang terlalu banyak keluar. Cuaca panas akan membuat kita mengeluarkan keringat, yang akhirnya menyebabkan dehidrasi dan cepat lelah.

Kondisi yang paling sering terjadi akibat cuaca panas adalah dehidrasi. Pada saat dehidrasi, keadaan tubuh mengalami gangguan keseimbangan cairan atau air yang disebabkan oleh kehilangan cairan tubuh dalam jumlah relatif besar tanpa diimbangi pemasukan cairan ke dalam tubuh (minum). Gangguan keseimbangan cairan ini juga diikuti oleh gangguan keseimbangan zat elektrolit di dalam tubuh.

Saat tubuh dalam keadaan dehidrasi biasanya menunjukkan beberapa tanda. Yang paling umum adalah rasa haus yang muncul, diikuti oleh mulut dan tenggorokan yang terasa kering. Kemudian, kepala terasa pusing dan berkunang-kunang, serta tubuh terasa lelah dan mengantuk. Jika sudah berada pada tahap dehidrasi berat, maka dapat berujung pada kondisi koma bahkan kematian.

Saat tubuh kekurangan mengalami dehidrasi, memang berdampak pada penurunan stamina dan dapat mengurangi tingkat konsentrasi. Menurut penelitian dari pakar hidrasi dunia Lawrence E. Amstrong dan pakar neuro kognisi Harris R.Lieberman, dehidrasi 1,5 persen pada pria menyebabkan turunnya konsentrasi, daya ingat, kelelahan serta ketegangan. Sedangkan pada wanita, efek ini terasa ketika dehidrasi terjadi 1,3 persen.

Banyak Konsumsi Cairan
Fakta medis menunjukkan bahwa 70 persen dari tubuh manusia terdiri dari cairan. Fungsi cairan ini untuk memproses pencernaan, penyerapan, sirkulasi, produksi air ludah, transportasi nutrisi, dan mempertahankan suhu tubuh. Jika pada suatu kondisi tubuh mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi, maka proses-proses dalam tubuh tersebut akan terganggu dan menyebabkan penurunan kondisi tubuh.

Untuk mengatasi kondisi dehidrasi ini, hal pertama yang harus dilakukan tentu saja mengembalikan kuantitas cairan dalam tubuh. Semakin besar jumlah cairan yang hilang melalui keringat, maka jumlah air yang dikonsumsi juga harus lebih banyak. Sebenarnya, para ahli merekomendasikan untuk terus mengonsumsi cukup cairan sebelum rasa haus muncul. Rasa haus ini sebenarnya sinyal dari tubuh.

Tidak heran jika para pakar kesehatan menyarankan untuk minum air hingga 8 gelas per hari. Namun, dokter saat ini merekomendasikan lebih banyak, bahwa orang dewasa yang sehat harus minum sekitar 13 gelas air per hari dan wanita dewasa yang sehat harus minum sekitar 9 gelas per hari. Angka ini ditentukan oleh jumlah rata-rata seseorang akan kehilangan cairan sepanjang hari dan jumlah air yang diperlukan untuk memfasilitasi fungsi tubuh.

Selain minum air putih, disarankan juga minum minuman berelektrolit untuk untuk menggantikan elektrolit yang hilang, dan mengonsumsi buah-buahan dengan kandungan air yang tinggi. Buah-buahan segar tersebut misalnya semangka, melon, jeruk, papaya, apel, mentimun dan jambu blewah. Selain segar buah-buahan juga kaya vitamin dan serat yang dapat membantu memperlancar proses pencernaan.

Saran lainnya, berusahalah menghindari paparan sinar matahari langsung. Jika tidak ada kepentingan, jangan berada di luar rumah terlalu lama. Kalau memang harus beraktifitas di luar rumah, gunakanlah alat pelindung seperti payung serta masker untuk menghindari debu. Ingat juga, bahwa dalam kondisi cuaca panas seperti saat ini, orang yang sedang beraktifitas di luar ruang bisa mengalami dehidrasi hanya dalam waktu 15 menit.


* Dimuat di Rubrik Kesehatan, Harian Analisa (Senin, 1 Juli 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar