------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Advertorial

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

search

Senin, April 18, 2011

Youtube dan Cara Cepat Jadi Artis

Oleh: Adela Eka Putra Marza

"The medium is the message," tulis Marshall Mc Luhan pada tahun 1964 dalam bukunya Understanding Media: The Extension of Man.

Pemikiran itu disampaikannya jauh sebelum dunia mulai ‘dikuasai’ oleh berbagai social media; Facebook, Twitter, hingga Youtube. Saat itu, kebanyakan studi mengenai media lebih terfokus kepada isi (content), daripada medianya itu sendiri.

Namun, McLuhan malah mengajukan pendapat yang melawan arus; bahwa sebenarnya medianya itu sendiri yang berpengaruh besar terhadap khalayak, bukan hanya kontennya. McLuhan mengibaratkan konten media hanya sebagai "a juicy piece of meat" yang mampu mengalihkan perhatian khalayak untuk menyaksikannya, hingga kemudian menjadi berita besar.

Selama ini, kita luput memahami lebih jauh, dan hanya sibuk melihat yang ada di depan mata. Padahal, karateristik dari media itu lebih beperan dalam mengubah prilaku masyarakat yang mengonsumsinya. Dalam prosesnya, kita tidak sadar bahwa media secara tidak kentara telah mengubah norma dan cara kita melakukan sesuatu, karena teknologi yang dibawanya.

Social Media
Dewasa ini, kehidupan kita sudah dipenuhi dengan aktifitas dalam berbagai social media. Mulai dari nge-blog, sampai chatting dan nge-wall di Facebook dan nge-tweet di Twitter. Dahsyatnya, melalui media ini kita dapat menyaksikan dengan sekejap mata bagaimana revolusi terjadi di Jazirah Arab, hingga tsunami menyapu sebagian wilayah Jepang, beberapa waktu lalu.

Hal terpenting, media sosial ini telah banyak mengubah prilaku kita. Contohnya, undangan pernikahan. Dulu, undangan ini selalu dicetak hingga ratusan eksemplar dan kemudian diantarkan ke masing-masing orang yang diundang. Ini menjadi tradisi yang begitu mengakar sejak waktu yang lama, meskipun begitu banyak waktu dan biaya yang harus disiapkan hanya untuk undangan ini.

Namun, sekarang Facebook bisa menjadi media untuk menyampaikan undangan itu secara efisien dan efektif. Hampir setiap bulan, terutama di pertengahan dan akhir tahun, penulis menerima undangan pernikahan dari rekan sejawat melalui Facebook. Jika sempat terpikir hal ini akan membuat seseorang merasa tidak dipentingkan, maka sekarang ini sudah manjadi sesuatu yang lumrah.

Inilah yang selama ini tidak pernah kita sadari, bahwa media secara tidak langsung telah menggeser norma dan nilai-nilai kita dalam bermasyarakat. Karena teknologi ini, telah tercipta perubahan akibat implikasi sosial dari media tersebut. Melalui interaksi dalam social media ini, preseden terhadap sejarah pun terpengaruhi oleh efek sekunder atau tersier dalam suatu kaskade interaksi.

Fenomena Youtube

Belakangan, Youtube pun mulai menarik perhatian di Indonesia. Padahal, selama ini salah satu social media ini bukanlah situs internet yang akrab dengan masyarakat Indonesia, jika dibandingkan dengan Facebook dan Twitter. Namun, Youtube ternyata juga mampu menciptakan fenomena baru, terutama dalam membentuk public figure baru di dunia entertaint.

Sebelumnya, Youtube telah melahirkan bintang muda di negeri Paman Sam, yang kemudian melejit menjadi salah satu artis terlaris di dunia. Remaja bernama Justin Bieber yang sebelumnya bukanlah siapa-siapa, tiba-tiba saja mengagetkan dunia dengan suara emasnya. Dalam sekejap, ia mampu menyihir mata dan telinga banyak orang, hingga mendadak menjadi seterkenal Barrack Obama.

Itu jugalah yang terjadi di Tanah Air. Sinta-Jojo menjadi contoh pertama. Dengan modal aksi yang lucu dan lypsinc mengikuti lirik sebuah lagu dangdut, kedua mojang Bandung itupun mendadak jadi artis. Bahkan, mereka pun bisa merasakan tampil bernyanyi di atas panggung dan disorot kamera dengan suaranya sendiri; tidak lagi lpsync. Semua hanya dengan modal iseng semata.

Fenomena itupun diikuti oleh Bona Paputungan dengan lagunya Andaiku Gayus Tambunan. Berbeda dengan Sinta-Jojo, Bona langsung menampilkan suaranya sendiri melalui lagu ciptaannya yang bercerita pengalamannya selama di penjara. Begitupun dengan seorang warga Lombok, Udin yang tiba-tiba menjadi artis berkat lagunya Udin Sedunia.

Mendadak Artis

Terakhir, nama Briptu Norman Kamaro menjadi sorotan media massa di negeri ini. Akibat lpsync dan gaya uniknya mengikuti sebuah lagu India, ia pun diburu oleh para pencari berita. Meski sempat terancam hukuman oleh satuannya di Brimob Polda Gorontalo, namun banyak orang mendukungnya hingga akhirnya Briptu Norman pun mendadak jadi artis.

Fenomena ini telah membuktikan bahwa masyarakat kita begitu dengan mudahnya dipengaruhi oleh media. Apalagi, kebutuhan kita saat ini, dimana sesuatu yang baru dan unik jauh lebih menarik dibandingkan dengan hal-hal yang sudah lumrah, meskipun jauh lebih tenar dan terkenal. Standar untuk menjadi terkenal itupun mulai bergeser, dengan dipertimbangkannya unsur menarik.

Media pula yang membuka mata kita, bahwa dunia berubah dengan cepat. Sekat-sekat etnisitas, budaya, warna kulit, agama, dan bahasa tidak bisa lagi dibendung, seperti dulu yang jelas sekali pembedaannya.

Sekarang, seorang musisi kampung sekalipun bisa menjadi artis, jika masyarakat bisa terhibur olehnya. Apalagi, media ikut membuatnya semakin menarik, dengan terus mengulasnya.

Menjadi artis saat ini, ternyata bisa seinstan yang dialami oleh Sinta-Jojo, Bona Paputungan, Udin dan Briptu Norman. Meski pun awalnya mereka tidak pernah berniat dan menyangka bisa mendadak jadi artis, namun perubahan drastis dalam kehidupan mereka benar-benar menjadi fenomena. Semua itu dipengaruhi oleh media dan karakteristiknya yang membuat mereka tenar seketika.

Meskipun proses instan ini sudah muncul sejak awal 2000-an di Indonesia, ketika berbagai program pencarian bakat banyak diminati oleh masyarakat, namun fenomena Youtube jauh lebih hebat. Hanya dengan bakat alam yang dimiliki tanpa harus dipoles lagi, setiap orang siapapun dia bisa tiba-tiba menjadi terkenal dan mendadak jadi artis. Jika Anda tertarik, silakan belajar dari Briptu Norman dan kawan-kawan!

* Dimuat di Harian Analisa (Kamis, 14 April 2011)


Baca juga di http://analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=92270:youtube-dan-cara-cepat-jadi-artis&catid=976:14-april-2011&Itemid=215