------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Advertorial

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

search

Kamis, Mei 30, 2013

Teknologi Hijau, Solusi untuk Bumi

Oleh: Adela Eka Putra Marza

Peningkatan konsentrasi emisi karbondioksida (CO2) menjadi penyebab utama pemanasan global (global warming) yang semakin mengkhawatirkan belakangan ini. Efek rumah kaca yang dihasilkannya menyebabkan suhu bumi terus meningkat. Dampaknya bisa kita rasakan saat ini; cuaca yang panas bisa mencapai 35 derajat celcius, membuat tubuh menjadi gerah, bahkan pada musim hujan sekalipun.

Sejumlah pakar lingkungan meyakini sumber utama peningkatan emisi CO2 salah satunya berasal dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak). Sebanyak 80 persen sumber energi untuk aktifitas manusia dihasilkan dari penggunaan bahan bakar minyak. Dari jumlah persentase tersebut, kegiatan transportasi menjadi penghasil emisi CO2 terbanyak, yakni diprediksi mencapai 60 - 70 persen.

Mesin pada kendaraan bermotor bahkan tidak hanya menyumbangkan emisi CO2 dari hasil penggunaan bahan bakar minyak saja, akan tetapi juga pemborosan panas yang diproduksinya. Sebagian besar reaksi kimia pembakaran bensin bukan diubah untuk menggerakkan piston, tapi dibuang sia-sia sebagai panas. Kadar panas CO2 itu semakin besar ketika kemacetan terjadi di kota-kota besar, termasuk di Medan.

Jumlah Kendaraan Bermotor
Beberapa waktu lalu, Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri) melansir data jumlah kendaraan bermotor yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia hingga tahun 2012, yakni sebanyak 94,2 juta kendaraan bermotor. (Kompas.com, 26/02/2013). Jumlah ini mengalami peningkatan hingga 12 persen dari tahun sebelumnya yang hanya 84,1 juta unit, atau bertambah sampai 10,1 juta unit.

Berdasarkan data tersebut, pertambahan terbanyak adalah mobil pribadi dan sepeda motor, masing-masing mencapai 12 persen. Sepeda motor baru yang dibeli konsumen pada tahun 2012 lalu mencapai 8,5 juta unit, sehingga total menjadi 77,7 juta unit. Sedangkan mobil pribadi baru yang dicatat kepolisian mencapai 984 ribu unit, dan totalnya mencapai 9,5 juta unit di seluruh Indonesia.
 

Sementara itu, data dari Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Dirlantas Poldasu) menyebutkan bahwa terdapat sebanyak 4,3 juta kendaraan bermotor di Kota Medan (data hingga September 2012). Dari jumlah tersebut, sebanyak 4,1 juta unit adalah kendaraan roda dua (sepeda motor). Sedangkan sisanya sebanyak 180.450 unit adalah kendaraan roda empat, baik mobil pribadi maupun angkutan umum.

Angka tersebut tercatat terus mengalami kenaikan setiap tahun, rata-rata mencapai 10-12 persen per tahunnya selama kurun waktu lima tahun belakangan. Jumlah sepeda motor menjadi penyumbang angka terbesar dalam kenaikan rata-rata tersebut, yaitu hampir mencapai 500 ribu unit setiap tahun. Dari data-data tersebut, kita bisa bayangkan besarnya sumbangan emisi CO2 dari kendaraan bermotor yang ada di Kota Medan.

Penerapan Teknologi Hijau 

Namun, melihat kebutuhan kita terhadap kemudahan akses transportasi, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam sektor apapun, terutama sektor bisnis, pengurangan penggunaan kendaraan bermotor sepertinya sangat sulit diharapkan. Belum lagi soal fakta bahwa pelayanan angkutan umum di negeri ini masih jauh dari kata memuaskan, termasuk juga kondisi kendaraannya yang sudah tidak memadai.

Maka pilihan lain adalah melaksanakan pola hidup hijau di lingkungan sekitar. Melalui pola hidup hijau ini, kita berusaha mengupayakan semua kegiatan sehari-hari bisa tetap menjaga kelestarian lingkungan. Termasuk juga dalam penggunaan alat-alat teknologi yang belakangan semakin hari semakin membuat kita mengalami ketergantungan, sehingga tidak bisa hidup sempurna tanpa teknologi.

Salah satunya penerapan teknologi hijau. Inovasi teknologi yang semakin canggih saat ini, seharusnya juga dapat memperhatikan kelestarian lingkungan. Makanya dalam perkembangan teknologi, kemudian muncul upaya untuk menghasilkan energi dan produk yang dapat meminimalisir pencemaran lingkungan hidup. Dengan teknologi hijau, tidak hanya membantu segala aktifitas kita, tetapi juga tetap menjaga lingkungan.

Penerapan teknologi hijau sendiri memiliki beberapa tujuan, selain demi keberlanjutan kelestarian lingkungan hidup di masa mendatang. Yakni, produk yang dihasilkannya harus bisa di daur ulang untuk menghasilkan produk sejenis, konservasi sumber daya dengan mengubah pola produksi dan konsumsi, inovasi untuk pengembangan energi alternatif, dan viabilitas dengan menciptakan pusat kegiatan ekonomi di sekitar teknologi baru tersebut.

Kendaraan Ramah Lingkungan

Teknologi hijau ini pula yang harus mulai diterapkan oleh para produsen kendaraan bermotor, sehingga menghasilkan kendaraan yang ramah lingkungan dengan teknologi yang rendah karbon. Beberapa kriteria yang sepertinya harus dimiliki oleh suatu kendaraan bermotor sehingga disebut berteknologi hijau, misalnya efisien dalam penggunaan bahan bakar, minim emisi karbon dan rendah polutan.

Beberapa produsen mobil luar negeri sebenarnya sudah mulai menerapkan teknologi hijau sebagai standar dalam sistem produksi. Beberapa teknologi yang dihasilkan, misalnya sistem teknologi yang mampu mengatur hidup dan mati mesin mobil secara otomatis pada saat keadaan macet. Selain itu, teknologi mesin yang dapat menghasilkan pembakaran sempurna, sehingga lebih sedikit menggunakan bahan bakar.

Kemudian, ada pula penggunaan bahan bakar cair baru, yaitu Hidrazin Hidrat. Zat ini sangat tepat untuk mobil ramah lingkungan generasi baru, karena memiliki kepadatan energi yang tinggi dan tidak menghasilkan CO2. Dengan beberapa contoh teknologi hijau tersebut, biaya untuk konsumsi mobil jadi jauh lebih hemat. Inovasi teknologi hijau ini tentunya akan terus berkembang ke depannya.

Pada akhirnya, tinggal kita yang memilih, apakah akan menggunakan mobil yang ramah lingkungan dan hemat ongkos, atau masih bangga dengan mobil mewah yang mahal tapi membuat udara semakin tercemar. Teknologi hijau memang sangat penting bagi bumi. Namun, produk hasil inovasi teknologi tersebut tidak akan banyak bermanfaat jika tidak didukung oleh konsumen yang peduli terhadap alam.

Maka gunakanlah teknologi hijau dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi pemerintah juga telah mengeluarkan peraturan mobil murah melalui program “Low Cost Green Car (LCGC)”. Mulai tahun ini akan semakin banyak hadir mobil berteknologi hijau yang murah di Indonesia. Mari segera tentukan pilihan untuk teknologi hijau, demi masa depan bumi yang lebih baik.


* Dimuat di Harian Analisa (Kamis, 30 Mei 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar