------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Advertorial

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

search

Kamis, Maret 04, 2010

PR untuk PLN

Oleh: Adela Eka Putra Marza

Masih banyak catatan yang harus dikerjakan oleh PLN hingga saat ini. Semua pekerjaan rumah ini harus dilakukan PLN, setidaknya agar citra PLN di hadapan masyarakat bisa lebih membaik. Karena seperti yang kita tahu, hampir setiap tahun perusahaan negara ini berurusan dengan pelayanan yang menurut anggapan masyarakat kebanyakan masih belum maksimal, bahkan jauh di bawah standar.


Catatan tugas penting yang harus dilakukan PLN ini pada dasarnya untuk selalu meningkatkan pelayanan ke konsumen. Hal ini harus menjadi perhatian bagi pihak PLN sendiri.

Pemadaman Bergilir

Salah satunya yang paling utama adalah soal pemadaman listrik bergilir yang hingga saat ini masih terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk di daerah Sumatera Utara dan Kota Medan. Hingga hari ini masih saja terjadi pemadaman bergilir di beberapa daerah di kota yang katanya sudah menjadi kota metropolitan ini. Bahkan bisa mencapai empat hingga lima jam dalam sehari.

Tidak hanya itu saja. Di beberapa daerah malah bisa terjadi pemadaman hingga tiga kali dalam sehari; sudah seperti minum obat. Bayangkan saja, jika malam hari Anda harus tinggal dalam gelap gulita.

Soal defisit daya listrik terus menjadi alasan bagi pihak PLN untuk menjawab keluhan masyarakat. Atau terkadang dengan memberikan alasan adanya kerusakan pada beberapa pembangkit tenaga listrik di daerah ini. Namun kenapa bisa kerusakan atau defisti tersebut terjadi hingga waktu yang relatif lama?

Pada akhir tahun lalu, pihak PLN sempat menjanjikan, Sumatera Utara terutama Kota Medan tidak akan mengalami pemadaman listrik bergilir lagi. Saat itu, pihak PLN memastikan bahwa daya listrik PLN Wilayah I Sumut-NAD saat ini sudah mencukupi, yakni sebesar 1.300 Mega Watt (MW) dengan beban terpasang 1.250 MW. Namun pada kenyataanya, di kota ini masih saja terjadi pemadaman di beberapa daerah. Pemadaman bergilir masih saja tetap menjadi penyakit akut bagi PLN.

Penambahan Daya

Catatan lainnya, adalah terus meningkatkan pelayanan sambungan baru dan penambahan daya. Sepertinya diketahui, kebutuhan listrik di daerah ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Karena memang industri di Sumatera Utara, terutama di Medan terus mengalami perkembangan dan peningkatan. Seharusnya, PLN telah siap dengan kondisi seperti ini. Mereka harus menyediakan kebutuhan listrik yang diminta oleh masyarakat, termasuk bagi pelaku usaha.

Terlepas dari kebutuhan listrik bagi industri, pembangunan listrik di daerah terpencil dan pedesaan juga perlu diperhatikan. Karena tidak hanya daerah perkotaan saja yang butuh listrik, tetapi masyarakat desa juga membutuhkannya, setidaknya untuk lepas dari keterbelakangan. Karena selama ini, masih saja banyak daerah-daerah terpencil yang belum disentuh oleh listrik. Ini tentunya dapat menghambat pertumbuhan daerah tersebut untuk mengikuti arus perkembangan global.

Soal, peningkatan kecepatan dalam menanggapi pengaduan gangguan dan kesalahan dalam pencatatan meteran juga harus menjadi perhatian PLN. Karena selama ini malah masyarakat merasa ada jarak yang memisahkan antara PLN dengan masyarakat. Paling tidak, PLN bisa membangun citra positif mereka di hadapan masyarakat dengan memberikan pelayanan pengaduan dengan tanggap dan segera. Hal itu setidaknya dapat mengembalikan marwah PLN di mata masyarakat. Apalagi jika pada akhirnya, PLN benar-benar bisa melayani masyarakat dengan maksimal.


Solusi

Tantangan yang dihadapi PLN dalam upaya memenuhi tenaga listrik nasional adalah menyediakan sumber energi yang memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik itu masyarakat umum dan tentunya juga bagi para pelaku usaha. Namun pada kenyataannya, Pulau Sumatera sendiri sebagai salah satu daerah penghasil energi terbesar tetap juga mengalami krisis listrik. Tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di Pulau Jawa dan Bali.


Sebenarnya hal ini bisa saja diatasi, jika setiap daerah bisa lebih cerdik lagi dalam mencari dan memproduksi energi baru untuk menghasilkan listrik. Seperti misalnya pengadaan waduk di beberapa daerah di Jawa, setidaknya itu mampu menambah pasokan listrik di daerah tersebut. PLN dan pemerintah harus memikirkan jalan keluar untuk memenuhi pasokan listrik dengan pengadaan dari sumber-sumber energi lain seperti itu.


PLN juga perlu memperhatikan energi lain di luar minyak bumi. Karena selama ini keterbatasan ketersediaan bahan bakar untuk listrik juga menjadi salah satu persolan utama dalam kelistrikan nasional. PLN harus mulai memikirkan untuk memanfaatkan energi terbarukan atau energi lainnya di beberapa daerah yang selama ini belum tersentuh. Bisa jadi di daerah-daerah lain juga terdapat energi lainnya yang bisa memproduksi listrik.


Energi dari bahan tambang batubara juga bisa dikembangkan di daerah-daerah yang punya cadangan cukup. Salah satunya bisa seperti pemanfaatan batubara muda untuk proyek listrik 10 ribu MW. Energi batubara ini cukup besar sekali dalam mengurangi beban pemerintah untuk menyediakan subsidi energi bagi masyarakat. Penggunaan batubara dalam program listrik 10 ribu MW dapat menghemat biaya hingga Rp 25-30 triliun melalui diversifikasi energi primer.


Penghematan biaya ini tentu saja bisa dialihkan untuk pengadaan energi listrik lainnya, seperti penambahan pembangkit. Belum lagi ditambah dari penghematan karena menggunakan sumber energi lainnya. Namun, ke depannya soal pemeliharaan dan perawatan setiap pembangkit tersebut juga harus diperhatikan dengan teliti. Kerusakan-kerusakan yang terjadi pastinya kebanyakan akibat kurang kewaspadaan dalam memelihara dan merawat pembakit listrik tersebut.


Pada dasarnya, PLN bisa untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat, asalkan PLN mau berniat untuk sungguh-sungguh serta bekerja lebih maksimal lagi dalam pengadaan energi listrik tesrebut. Pastinya, untuk ini semua kita juga tidak mungkin hanya mengandalkan PLN saja. Namun diperlukan juga partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk para pelaku usaha. Karena mengingat kesediaan dana dari pemerintah yang terbatas, sedangkan kebutuhan listrik luar biasa banyaknya. Asalkan pemerintah tidak melakukan korupsi lagi, setidaknya itu bisa menghemat dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk kita bersama, masyarakat Indonesia.


* Dimuat di Harian Global (Senin, 1 Maret 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar